Luno

berdiri dan terus melangkah tanpa lelah...

Rabu, 20 Agustus 2014

Bertambahnya Usia



Ribuan detik kuhabisi
Jalanan lengang kutentang
Oh, gelapnya, tiada yang buka
Adakah dunia mengerti?
Miliaran panah jarak kita
Tak jua tumbuh sayapku
Satu-satunya cara yang ada
Gelombang tuk ku bicara
Tahanlah, wahai
WaktuAda "Selamat ulang tahun"
Yang harus tiba tepat waktunya
Untuk dia yang terjaga menantiku
Tengah malamnya lewat sudah
Tiada kejutan tersisa
Aku terlunta, tanpa sarana
Saluran tuk ku bicara
Jangan berjalan, Waktu Ada "Selamat ulang tahun"
Yang harus tiba tepat waktunya
Semoga dia masih ada menantiku
Mundurlah, wahai WaktuAda "Selamat ulang tahun"
Yang tertahan tuk kuucapkan yang harusnya tiba tepat waktunya
Dan rasa cinta yang s'lalu membara
Untuk dia yang terjaga
Menantiku....
(Selamat Ulang Tahun: Dee)

            Di Tahun 2014 yang bagiku biasa-biasa saja kini sekarang aku anggap luar biasa. Aku baru sadar usiaku sekarang sudah menginjak angka dua puluh empat tahun. Ini bukan persoalan umur, namun persoalan apa yang sudah aku perbuat untuk diriku dan orang-orang di sekitarku. Memberikan yang terbaik bagi orang-orang yang sangat aku sayangi. Umur bukan segalanya, ia hanyalah simbol di mana kehidupan selalu berputar dan berjalan seiringnya waktu. Menelan berbagai banyak rasa dan asa. Merasakan pahit, manis serta lika-liku jalan yang ditempuh.
            Aku mulai belajar dari semua kegagalan, mengalami masa ketertinggalan yang begitu sangat jauh, berjejal dengan ilmu pengetahuan yang tidak begitu kumengerti. Namun dalam nilai kehidupan, mereka mengajarkanku menjadi sosok orang lain. Kadang memahami diri sendiri pun sulit apalagi memahami orang lain. Ada yang memang benar-benar membuat dirinya sendiri menjadi rumit, ada pula yang mengetahui itu rumit namun menganggap “ ah sudahlah” dan itu membuatku berpikir untuk kedua kali meneruskan perjalananku.
            Bagaimanapun ‘sederhana itu indah’ dan keindahan tidak bisa tertandingi dengan apapun. Tak ada lilin, tak ada kue, tak ada terompet. Aku memang tidak menyukai hal semacam itu. hanya saja aku dibawa ke suatu tempat yang selalu kurindukan. Dari dulu aku menyukai hujan, pantai, dan senja. Aku merasa sangat bahagia ketika berjumpa dengan ketiganya itu. bertemu dengan salah satunya pun aku sudah bahagia. Untuk menyukai sesuatu hal dan tidak membutuhkan alasan. Aku juga tidak pandai mengutarakan alasan-alasan yang sehingga dapat dimengerti orang.
Terimakasihku kepadaMu atas semua kebahagiaan ini. Engkau memang Maha Segalanya. Semoga aku tidak akan pernah lelah dan letih bersujud kepadaMu, dan Engkau sandaran hatiku.
            Terimakasih untuk kalian, sahabatku karena sudah menyempatkan waktunya untuk mendoakanku, semoga Allah membalas kebaikan-kebaikanmu. Terimakasih lagi sudah membawaku ke tempat yang aku sukai dan menertawakanku di saat aku tengah bingung. Sesungguhnya aku sayang kalian. Dan terimakasih untuk kawan-kawanku yang baru, sudah berhasil menguras isi dompetku. Sesungguhnya membuat orang senang itu berpahala dua kali lipat bukan. Hehe.
            Tak ada yang lebih bahagia, semoga apa yang aku inginkan bisa terkabul dan bisa bermanfaat bagi orang lain. Amien...
(Djogja, 7 Agustus 2014)

           

Selasa, 05 Agustus 2014

Firasat

"...Aku teringat detik-detik yang kugenggam. Hangat senyumnya, napasnya, tubuhnya, dan hujan ini mengguyur semua hangat itu, menghanyutkannya bersama air sungai, bermuara entah ke mana. Hujan mendobrak paksa genggamanku dan merampas milikku yang paling berharga. Hujan bahkan membasuh air mata yang belum ada. Membuatku seolah-olah menangis. Aku tidak ingin menangis. Aku hanya ingin ia pulang. Cepat pulang. Jangan pergi lagi."

Kemarin, kulihat awan membentuk wajahmu
Desau angin meniupkan namamu 
Tubuhku terpaku semalam, 
bulan sabit melengkungkan senyummu 
Tabur bintang serupa kilau auramu 
Aku pun sadari ku segera berlari
Cepat pulang, cepat kembali
Jangan pergi lagi
Firasatku ingin kau tuk cepat pulang, cepat kembali  jangan pergi lagi
Akhirnya, bagai sungai yang mendamba samudera, 
Ku tahu pasti ke mana kan ku bermuara 
Semoga ada waktu Sayangku, 
ku percaya alam pun berbahasa, Ada makna di balik semua pertanda 
Firasat ini...Rasa rindukah ataukah tanda bahaya?Aku tak peduli  ku terus berlari
Cepat pulang, cepat kembali jangan pergi lagi
Firasatku ingin kau tuk cepat pulang, cepat kembali jangan pergi lagi
Dan lihatlah, Sayang... Hujan turun membasahi seolah ku berair mata
Cepat pulang, cepat kembali jangan pergi lagi
Firasatku ingin kau tuk cepat pulang, cepat kembali jangan pergi lagi
Aku pun sadari kau tak kan kembali lagi


-Marcell-