Ribuan
detik kuhabisi
Jalanan
lengang kutentang
Oh,
gelapnya, tiada yang buka
Adakah
dunia mengerti?
Miliaran panah jarak kita
Miliaran panah jarak kita
Tak
jua tumbuh sayapku
Satu-satunya
cara yang ada
Gelombang
tuk ku bicara
Tahanlah, wahai
Tahanlah, wahai
WaktuAda
"Selamat ulang tahun"
Yang
harus tiba tepat waktunya
Untuk
dia yang terjaga menantiku
Tengah malamnya lewat sudah
Tengah malamnya lewat sudah
Tiada
kejutan tersisa
Aku
terlunta, tanpa sarana
Saluran
tuk ku bicara
Jangan berjalan, Waktu Ada "Selamat ulang tahun"
Jangan berjalan, Waktu Ada "Selamat ulang tahun"
Yang
harus tiba tepat waktunya
Semoga
dia masih ada menantiku
Mundurlah, wahai WaktuAda "Selamat ulang tahun"
Mundurlah, wahai WaktuAda "Selamat ulang tahun"
Yang
tertahan tuk kuucapkan yang harusnya tiba tepat waktunya
Dan
rasa cinta yang s'lalu membara
Untuk
dia yang terjaga
Menantiku....
(Selamat
Ulang Tahun: Dee)
Di Tahun 2014 yang bagiku
biasa-biasa saja kini sekarang aku anggap luar biasa. Aku baru sadar usiaku
sekarang sudah menginjak angka dua puluh empat tahun. Ini bukan persoalan umur,
namun persoalan apa yang sudah aku perbuat untuk diriku dan orang-orang di
sekitarku. Memberikan yang terbaik bagi orang-orang yang sangat aku sayangi.
Umur bukan segalanya, ia hanyalah simbol di mana kehidupan selalu berputar dan
berjalan seiringnya waktu. Menelan berbagai banyak rasa dan asa. Merasakan pahit,
manis serta lika-liku jalan yang ditempuh.
Aku mulai belajar dari semua
kegagalan, mengalami masa ketertinggalan yang begitu sangat jauh, berjejal
dengan ilmu pengetahuan yang tidak begitu kumengerti. Namun dalam nilai
kehidupan, mereka mengajarkanku menjadi sosok orang lain. Kadang memahami diri
sendiri pun sulit apalagi memahami orang lain. Ada yang memang benar-benar
membuat dirinya sendiri menjadi rumit, ada pula yang mengetahui itu rumit namun
menganggap “ ah sudahlah” dan itu membuatku berpikir untuk kedua kali
meneruskan perjalananku.
Bagaimanapun ‘sederhana itu indah’
dan keindahan tidak bisa tertandingi dengan apapun. Tak ada lilin, tak ada kue,
tak ada terompet. Aku memang tidak menyukai hal semacam itu. hanya saja aku
dibawa ke suatu tempat yang selalu kurindukan. Dari dulu aku menyukai hujan,
pantai, dan senja. Aku merasa sangat bahagia ketika berjumpa dengan ketiganya
itu. bertemu dengan salah satunya pun aku sudah bahagia. Untuk menyukai sesuatu
hal dan tidak membutuhkan alasan. Aku juga tidak pandai mengutarakan alasan-alasan
yang sehingga dapat dimengerti orang.
Terimakasihku
kepadaMu atas semua kebahagiaan ini. Engkau memang Maha Segalanya. Semoga aku
tidak akan pernah lelah dan letih bersujud kepadaMu, dan Engkau sandaran
hatiku.
Terimakasih untuk kalian, sahabatku karena
sudah menyempatkan waktunya untuk mendoakanku, semoga Allah membalas
kebaikan-kebaikanmu. Terimakasih lagi sudah membawaku ke tempat yang aku sukai dan menertawakanku di saat aku tengah bingung. Sesungguhnya
aku sayang kalian. Dan terimakasih untuk kawan-kawanku yang baru, sudah
berhasil menguras isi dompetku. Sesungguhnya membuat orang senang itu berpahala
dua kali lipat bukan. Hehe.
Tak ada yang lebih bahagia, semoga
apa yang aku inginkan bisa terkabul dan bisa bermanfaat bagi orang lain.
Amien...
(Djogja, 7 Agustus 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar