Akhir-akhir
ini negara Indonesia diramaikan oleh berbagai problematika yang sering
diberitakan oleh media, terutama kekerasan dan tawuran antar pelajar sehingga
tak kunjung terselesaikan. Berbagai persoalan yang ada, ini menandakan bahwa
maraknya tingkat arus globalisasi serta modernisasi membuat bangsa Indonesia
kehilangan jati diri bangsa. Bagaimana tidak, setelah terjebak westernisasi rakyat
Indonesia diarahkan untuk tidak mempedulikan bahkan melupakan perjuangannya
yaitu terhadap para pahlawan yang berjasa.
Selain kekerasan dan tawuran antar
pelajar, memang masih ada banyak sekali kasus-kasus lain, contoh yang sering
terjadi seperti pergaulan bebas dan narkoba. Sungguh sangat ironis ketika para
pemuda yang seharusnya menjadi avan garda bagi kemajuan bangsanya, namun kini
menjadi pusat perhatian dalam suatu masalah yang pelik.
Sebagaimana waktu itu presiden
pertama, Ir. Soekarno mengatakan “beri aku sepuluh pemuda, maka kugoncangkan
dunia” sepenggal kalimat yang mewakili untuk menjadikan para pemuda agar terus
berkarya, melakukan sesuatu untuk negaranya sendiri, serta dapat bangkit
melakukan apa yang bisa dilakukan sekarang sampai selanjutnya, demi memajukan
nama Indonesia.
Melihat kondisi seperti ini yang
diharapkan rakyat adalah para pemuda seharusnya mempunyai semangat berkobar
untuk mewujudkan cita-cita bangsa, Supaya dapat memberikan perbaikan dalam
memaknai pentingnya sejarah para pendahulu yang rela mengorbankan nyawa bagi
tanah Indonesia tercinta ini. Perjuangan rakyat untuk terbebas dari penjajah
kolonialis dapat kita jadikan pelajaran, namun dapat kita gunakan sebagai
tombak untuk masa yang akan datang, dengan melawan berbagai problematika dewasa
ini.
Hal-hal yang perlu dilakukan untuk
membangkitkan peran kesadaran dalam mempersatukan suatu bangsa dapat dilakukan dengan
pertama dimulainya terhadap diri sendiri, artinya mengetahui tujuan dalam
menjalankan sesuatu, dan memberikan kemanfaatan bagi orang lain. Kedua peran
penting di dalam keluarga yang memberikan pemahaman sejak usia dini untuk
memperkenalkan ilmu pengetahuan supaya menumbuhkan jiwa nasionalisme dan
demokratis. Ketiga peran penting dari tokoh dan masyarakat yang memberikan tempat
untuk berkontribusi, serta melakukan suatu kegiatan tertentu bagi para pemuda
dengan mengajarkan bagaimana pentingnya bergotong royong, melakukan kegiatan
keagamaan dan sosial. Supaya pemahaman seperti itu dapat mengajarkan untuk
menjadi pribadi yang peka terhadap masalah dilingkungan sekitar, dan dapat
mengatasinya dengan baik. Keempat, peran guru sebagai pendidik lebih diutamakan
untuk mengarahkan pentingnya memahami sejarah sebagai menuju perubahan yang
lebih baik, agar yang pernah terjadi dimasa lalu menjadi sebuah perbaikan untuk
masa yang akan datang. untuk kedepannya bahkan dapat memberikan pemahaman yang
sama kepada orang lain. Bergerak menuju Indonesia yang merdeka, karena melihat
kondisi seperti ini masih terjadi krisis moral.
Dengan demikian para pemuda akan
menciptakan generasi yang tangguh untuk tetap bergerak seperti para pemuda
terdahulu yang mempunyai tekad bulat memerdekakan negara Indonesia. Agar
terbebas dari jajahan bangsanya sendiri, berpegang teguh serta menjunjung
tinggi harkat, martabat bangsa. Karena suatu bangsa memiliki aturan yang harus
dilakukan secara bersama untuk mewujudkan ketentraman maka rasa saling menjaga
persatuan itu akan muncul dalam diri para pemuda khususnya pemuda Indonesia. sebagaimana
sumpah pemuda merupakan sumpah atau janji yang diikrarkan di bumi pertiwi ini, mengakui
bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Berbangsa yang satu, bangsa
Indonesia. Menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
(28 Okt 2013, Jogja)