Luno

berdiri dan terus melangkah tanpa lelah...

Rabu, 30 Oktober 2013

Sumpah Pemuda yang Dilupakan


Akhir-akhir ini negara Indonesia diramaikan oleh berbagai problematika yang sering diberitakan oleh media, terutama kekerasan dan tawuran antar pelajar sehingga tak kunjung terselesaikan. Berbagai persoalan yang ada, ini menandakan bahwa maraknya tingkat arus globalisasi serta modernisasi membuat bangsa Indonesia kehilangan jati diri bangsa. Bagaimana tidak, setelah terjebak westernisasi rakyat Indonesia diarahkan untuk tidak mempedulikan bahkan melupakan perjuangannya yaitu terhadap para pahlawan yang berjasa.

            Selain kekerasan dan tawuran antar pelajar, memang masih ada banyak sekali kasus-kasus lain, contoh yang sering terjadi seperti pergaulan bebas dan narkoba. Sungguh sangat ironis ketika para pemuda yang seharusnya menjadi avan garda bagi kemajuan bangsanya, namun kini menjadi pusat perhatian dalam suatu masalah yang pelik.

            Sebagaimana waktu itu presiden pertama, Ir. Soekarno mengatakan “beri aku sepuluh pemuda, maka kugoncangkan dunia” sepenggal kalimat yang mewakili untuk menjadikan para pemuda agar terus berkarya, melakukan sesuatu untuk negaranya sendiri, serta dapat bangkit melakukan apa yang bisa dilakukan sekarang sampai selanjutnya, demi memajukan nama Indonesia.

            Melihat kondisi seperti ini yang diharapkan rakyat adalah para pemuda seharusnya mempunyai semangat berkobar untuk mewujudkan cita-cita bangsa, Supaya dapat memberikan perbaikan dalam memaknai pentingnya sejarah para pendahulu yang rela mengorbankan nyawa bagi tanah Indonesia tercinta ini. Perjuangan rakyat untuk terbebas dari penjajah kolonialis dapat kita jadikan pelajaran, namun dapat kita gunakan sebagai tombak untuk masa yang akan datang, dengan melawan berbagai problematika dewasa ini.

            Hal-hal yang perlu dilakukan untuk membangkitkan peran kesadaran dalam mempersatukan suatu bangsa dapat dilakukan dengan pertama dimulainya terhadap diri sendiri, artinya mengetahui tujuan dalam menjalankan sesuatu, dan memberikan kemanfaatan bagi orang lain. Kedua peran penting di dalam keluarga yang memberikan pemahaman sejak usia dini untuk memperkenalkan ilmu pengetahuan supaya menumbuhkan jiwa nasionalisme dan demokratis. Ketiga peran penting dari tokoh dan masyarakat yang memberikan tempat untuk berkontribusi, serta melakukan suatu kegiatan tertentu bagi para pemuda dengan mengajarkan bagaimana pentingnya bergotong royong, melakukan kegiatan keagamaan dan sosial. Supaya pemahaman seperti itu dapat mengajarkan untuk menjadi pribadi yang peka terhadap masalah dilingkungan sekitar, dan dapat mengatasinya dengan baik. Keempat, peran guru sebagai pendidik lebih diutamakan untuk mengarahkan pentingnya memahami sejarah sebagai menuju perubahan yang lebih baik, agar yang pernah terjadi dimasa lalu menjadi sebuah perbaikan untuk masa yang akan datang. untuk kedepannya bahkan dapat memberikan pemahaman yang sama kepada orang lain. Bergerak menuju Indonesia yang merdeka, karena melihat kondisi seperti ini masih terjadi krisis moral.

            Dengan demikian para pemuda akan menciptakan generasi yang tangguh untuk tetap bergerak seperti para pemuda terdahulu yang mempunyai tekad bulat memerdekakan negara Indonesia. Agar terbebas dari jajahan bangsanya sendiri, berpegang teguh serta menjunjung tinggi harkat, martabat bangsa. Karena suatu bangsa memiliki aturan yang harus dilakukan secara bersama untuk mewujudkan ketentraman maka rasa saling menjaga persatuan itu akan muncul dalam diri para pemuda khususnya pemuda Indonesia. sebagaimana sumpah pemuda merupakan sumpah atau janji yang diikrarkan di bumi pertiwi ini, mengakui bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
(28 Okt 2013, Jogja)

1 komentar: